Gerakan Anti Kriminal Remaja

Sabtu, 15 November 2025

Faktor-faktor meningkatnya jumlah kasus kriminal pada kalangan remaja


Faktor-faktor Meningkatnya Kasus Kriminal pada Remaja

Pendahuluan

Perilaku kriminal di kalangan remaja (juvenile delinquency) menjadi fenomena yang mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Remaja yang terlibat kejahatan bukan hanya menciptakan risiko hukum, tetapi juga berdampak pada keharmonisan sosial, perkembangan psikologis, dan masa depan generasi muda. Untuk memahami mengapa kriminalitas remaja meningkat, penting menganalisis berbagai faktor penyebabnya, baik dari sisi individu, keluarga, lingkungan sosial, maupun sistem pendidikan.

Faktor-faktor Penyebab

Krisis Identitas dan Kontrol Diri yang Lemah
Masa remaja adalah periode transisi identitas. Banyak remaja menghadapi kebingungan akan jati diri dan tujuan hidup, yang bisa membuat mereka rentan pada perilaku menyimpang. Selain itu, kontrol diri yang lemah (misalnya kesulitan mengendalikan dorongan agresif) juga berkontribusi pada tindakan kriminal. lihat 

Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group)
Teman sebaya sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku remaja. Jika remaja bergaul dengan kelompok yang melakukan tindakan menyimpang, tekanan untuk ikut serta bisa meningkat. 

Keluarga dan Pola Asuh yang Tidak Sehat
Ketidakharmonisan dalam keluarga, pola asuh yang otoriter, permisif, atau tidak konsisten, serta kurangnya pengawasan orang tua bisa mendorong remaja ke perilaku kriminal. 
PID Polda Kepri. Lihat Detail

Kondisi Sosial dan Ekonomi
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan atau kebutuhan tak terpenuhi, bisa menjadi pemicu remaja melakukan tindakan kriminal, misalnya pencurian. Lihat Detail

Lingkungan Sekolah dan Pendidikan
Sekolah sebagai tempat penting bagi remaja dapat berkontribusi pada kenakalan jika tidak dikelola dengan baik. Rendahnya bimbingan karakter, kontrol sosial di sekolah, dan minimnya pendidikan moral atau agama bisa menjadi faktor pemicu. Lihat Detail

Teknologi dan Media
Paparan konten kekerasan di media, pengaruh media sosial, serta akses cepat ke informasi negatif dapat memperkuat perilaku menyimpang. Lihat Detail

Kurangnya Perhatian dan Pengawasan Orang Tua
Remaja yang merasa diabaikan atau kurang mendapat dukungan emosional dari orang tua lebih rentan mencari pengakuan di luar, misalnya melalui kelompok negatif atau tindakan kriminal.  Lihat Detail

Masalah Mental dan Psikologis
Beberapa remaja yang terlibat kriminalitas mungkin menghadapi masalah psikologis seperti gangguan kontrol perilaku, kecemasan, atau depresi, yang jika tidak tertangani, bisa mendorong tindakan antisosial. Lihat Detail

Pengaruh Lingkungan Sosial (Masyarakat)
Lingkungan masyarakat yang tidak aman, rendahnya kohesi sosial, dan lemahnya norma sosial bisa mempermudah remaja untuk melakukan kejahatan karena tidak ada kontrol sosial yang efektif. 

Kurangnya Upaya Penanganan dan Intervensi
Ketiadaan program pencegahan atau rehabilitasi yang efektif — baik di sekolah, komunitas, maupun lembaga hukum — membuat remaja yang sudah berada di jalan kriminal sulit mendapatkan bantuan untuk kembali ke lintasan positif. Penegakan hukum saja tidak cukup; perlu pendekatan preventif dan rehabilitatif. Lihat Detail

Dampak Kriminalitas Remaja

Sosial: Menurunnya rasa aman masyarakat, potensi stigma terhadap remaja, dan dampak negatif pada hubungan komunitas.

Ekonomi: Beban sistem peradilan, biaya rehabilitasi, serta potensi produktivitas remaja yang hilang.

Psikologis: Trauma pada pelaku maupun korban, penurunan harga diri, dan potensi berulangnya perilaku kriminal.

Solusi dan Rekomendasi

Penguatan Keluarga: Pelatihan parenting, konseling keluarga, dan penguatan kasih sayang serta komunikasi antara orang tua dan remaja.

Program Sekolah: Pendidikan karakter dan moral, bimbingan konseling, serta keterlibatan guru dan konselor remaja.

Pencegahan Media Negatif: Edukasi literasi media bagi remaja dan orang tua agar bisa memilah konten yang sehat.

Intervensi Psikologis: Layanan kesehatan mental untuk remaja, termasuk terapi dan konseling.

Program Komunitas dan Rehabilitasi: Membangun komunitas pemuda, program mentoring, dan sistem rehabilitasi untuk remaja yang pernah berkonflik dengan hukum.

Kolaborasi Lembaga: Pemerintah, sekolah, lembaga sosial, hingga kepolisian harus bekerja sama untuk menciptakan sistem pencegahan dan pemulihan remaja yang efektif.

Penutup

Meningkatnya kasus kriminal pada remaja adalah refleksi kompleksitas tantangan pada fase pertumbuhan mereka. Untuk menurunkannya, diperlukan sinergi lintas sektor: pendidikan, keluarga, masyarakat, dan sistem hukum. Dengan memahami faktor-faktor penyebab dan menerapkan intervensi yang tepat, kita bisa memberi jalan keluar agar remaja tidak terjerumus dalam kriminalitas dan justru menjadi agen perubahan positif di masa depan.

SILAHKAN CARI DI SINI

Kita Sukseskan Bersama

Musyawarah Nasional & Pelantikan Pengurus DPP GENTAR 2025–2030

Menguatkan Peran Generasi Muda dalam Gerakan Anti Kriminal Remaja Gerakan Anti Kriminal Remaja (GENTAR) menggelar Musyawarah Nasional (MUNAS...

Gerakan Anti Kriminal Remaja

Copyright © GENTAR | Powered by AQSE